Senin, 23 Juli 2012

MURID-MURID YANG KE EMAUS




Ada banyak orang yang tidak dapat bersuka cita dan sering berputus asa, karena kecewa dalam hidup ini. Pengharapan –pengharapan beswar yang mereka impikan hancur dan buyar. Masalah ini dialami oleh dua orang murid Tuhan yang berjaan ke Emaus pada Minggu Paskah petang hari. Mereka mengharapkan bahwa Tuhan Yesus akan menjadi raja dan berkuasa. Namun, apa nyatanya? Tuhan Yesus ditangkap, diadili, dianiaya, disalib secara hina dan darahNya tertumpah membasahi bumi. Merekapun was-was kalau ketahuan sebagai muridNya yang nantinya ikut ditangka dan disiksa sebagaimana yang Tuhan Yesus alami. Dua orang ini mungkin masih basah matanya dalam perjalanan, ketika ada seorang asing turut berjalan dengan mereka. Orang tiu bertanya megenai apa yang mereka percakapkan. Kedua murid ini mengeluarkan isi hati dan kesedihan mereka tentang Guru mereka, yaitu Yesus Kristus yang disalibkan oleh pemimpin-pemimpin bangsa. Mereka tidak sadar bahwa yang berjalan dengan mereka adalah Tuhan Yesus sendiri.

Betapa sering hati kita dipenuhi dengan kekecewaan hidup dan segala kepahitannya, sehingga kita lupa akan segala Firman dan janji-janjiNya. Murid-murid ini lupa akan perkataan Tuhan Yesus bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga setelah kematianNya. Mereka tidak hidup dalam pengharapan dan dan janji ini. Betapa baiknya Tuhan, karena Ia memahami hati kita. Ia berjalan dengan kedua murid yang perlu dihibur ini dan menerangkan bahwa Kristus memang harus mati dan darahNya dicurahkan untuk menghapus dosa umat manusia. Ialah Domba Paskah yang sebenarnya. Tiap tahun beribu-ribu dompa Paskah disembelih dan darah mereka dipercikkan kepada umat untuk penghapusan dosa.

Tuhan mengadakan perjanjan yang baru dengan umatNya yang percaya kepadaNya. DarahNya tidak saja mengahpus dosa kita, tetapi segala penderitaan dan aniaya yang Ia derita adalah karena kejahatan, pemberontakan dan penyai8t kita. Setelah semua selesai, maka Ia akan masu ke dalam kemuliaanNya. Tuhan Yesus menerangkan kitab nabi-nabi dan segala nubuatan kepada kedua murid itu. Sekarang jelas bagi mereka dan mereka sangat rindu dan lapar serta haus akan kata-kataNya lebih lanjut lagi. Mereka undang Tuhan Yesus untuk tinggal bersama mereka, karena hari sudah menjelang malam. Setelah mendengar firman Tuhan apakah kita juga mengundang Yesus masuk ke dalam segala aspek hidup kita? Rumah tangga kita, pekerjaan kita, pergaulan kita? Saat Tuhan Yesus memecahkan roti di meja makan, maka tiba-tiba murid-murid mengenali Dia. Mungkin mereka melihat tanda paku di tanganNya. Yesus raib, namun mereka penuh dengan suka cita. “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita?”

Dakah anda sering mengalami hati yang kecewa dan putus asa dalam mengiring Tuhan? Tuhan senantiasa mengenal dan memahami setiap keadaan yang sedang kita hadapi. Kebenaran firman Tuhan melalui renungan hari ini dapat menjelaskan bahwa hari inipun, saat kita sungguh-sungguh mendengarkan dan memperhatikan Firman Allah yang diberitakan, kita akan alami hal yang sama, hati kita berkobar-kobar dan penuh suka cita. Emaus dapat merupakan rumah kita atau tempat kerja kita. Undang Yesus, pasti anda akan kenali Dia, “mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti..”, Lukas 24:35. Roti atau rezeki yang kita perlukan akan Dia berkati, saat berada dalam tanganNya yang berlobang paku itu. Melihat bekas lobang paku itu, cukup bagi kita! Itu tanda keselamatan bagi kita.

Tuhan Yesus mengenal dan memahami kehidupan kita serta selalu hadir dan memberikan pertolongan tepat pada waktunya. 



Oleh: Pdt. Dr. Olly E. Mesach


Sumber: Sumber:Anggurbaru April 12  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar