Allah dalam Yesus Kristus memiliki rencana yang indah bagi
umatNya. Allah rindu umatNya diberkati
senang, bahagia, memiliki hidup berkelimpahan (Yeremia 29:11). Tuhan Yesuspun mengatakan hal yang sama “…Aku
datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyai nya dalam segala kelimpahan”
(Yohanes 10:10). Karena memang allah
memiiki, baik kekayaan, ketenaran, kemasyuran dan segala sesuatu (1Tawarikh
29:11). Kita harus diberkati, hidup
dalam kecukupan, kekayaan, dan kelimpahan supaya kita dapat menoong diri
sendiri (2Korintus 9:8), menolong oranglain (Galatia 6:2) dan membantu
pelayanan pekerjaan Tuhan (Mazmur 67:2-3).
Namun kadangkala kekayaan dapat mempengaruhi sikap hati dan membuat kita
lupa, bahkan menjauh dari Allah sumber segala berkat. Barangkali inilah penyebab Tuhan Yesus
berkata, “sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih baik seekor unta masuk melalui
lobang jarum dari pada seorang kaya masuk kedalam Kerajaan Allah” (Matius
19-24).
Simak tiga hal perihal hargta dan kekayaan yang dapat
menghambat orang kaya masuk sorga:
- Kekayaan
dan harta dapat membuat seseorang lupa Tuhan. Banyak anak Tuhan ketika masih susah dan
miskin, begitu tekun mencari Tuhan, rajin berdoa, setia mengikuti setiap
kegiatan ibadah di gereja, senantiasa menaruh pengharapan pada Allah
saja. Apapun pergumulan atau
masalah yang dihadapinya, selalu dipasrahkannya kepada Tuhan. Lebih mengutamakan Tuhan dalam segala
aspek kehidupannya. Kenyamanan harta
dapat memanjakan seserang, sehingga keinginan dagingnya lei8h utama dari
kepentingan Tuhan dan kerajaanNya.
Inilah yang dipesankan Allah kepada Musa (Ulangan 8:11-20) dialami
oleh Daud (2Samuel 11:1-4) dan dialami oleh salomo (1Raja-raja 1-13). Harta dan kekayaan telah menutup mata
banyak kita daripada Allah Pemilik dan pemberi segala sesuatu.
- Kekayaan dapat membuat manusia tinggi hati. Harta dan kekayaan tidak kita bawa dari
raim ibu saat kita dilahirkan (1Timotius 6:7). Itu berarti, apa yang ada pada kita,
semua adalah anugerahNya. Kita
tidak memiliki alasan untukk sombong dan tinggi hati. Kalaupun kita harus bermegah, hendaklah
kita bermegah akan Allah dan bukan akan apa yang Ia berikan (Yesaya
9:23-24). Rasul Paulus menganjurkan
Timotius untuk mengingatkan orang kaya, agar mereka jangan tinggi hati dan
berharap pada kekayaanya, melainkan pada Allah yang dalam kekayaanNya
memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati (1Timotius 6:17-19).
- Harta kekayaan dapat memperhamba
manusia. Patut diakui bahwa orang
kaya lebih mengandalkan harta dan kekayaannya, sehingga ia kurang berserah
kepada Tuhan. Harta dan kekayaan,
menjadi majikan atas hati manusia.
Hatinya lalu melekat pada hartanya.
Dan inipun suatu kejahatan, karena cinta akan uang adalah akar
segala kejahatan (1Timotius 6:10).
Bertalian dengan harta yang dapat menghambat manusia masuk sorga,
makadoa raja Salomo berikut ini perlu kita renungkan,” jauhkanlah
daripadaku kecurangan dan kebohongan.
Janganlah berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Berikanlah aku menikmati makanan yang
menjadi bagianku. Supaya kalu
akukenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata Siapa Tuhan itu? Atau,
kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku” (Amsal
30:8-9). Ijinkanlah Tuhan menjadi
raja dlaam hidup kita bukan harta.
Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama
dari segala penghasilanmu.
Oleh:Pdt.DR. Jacob Nahuway, MA
Sumber:Anggurbaru April 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar