Rabu, 25 Juli 2012

Tips Jika Anak Mulai Bisa Berbohong


Pada suatu hari dua orang kakak beradik sedang bermain di dalam rumah. Mereka berlari kesana kemari sambil tertawa dengan riang gembira. Tiba-tiba terdengar suara,”prrang!!!”. Sebuah piring jatuh dari atas meja. Lalu sang Mama bertanya dengan nada marah,”Siapa yang menyenggolnya!!!?” Dua orang kakak beradik itu tidak ada yang mau mengaku. Bahkan mereka berdua menuduh satu sama lain, dan tidak ada yang mau mengalah. Akhirnya, sang Mama pun menghukum mereka berdua dengan tidak memberikan uang saku, sebagai ganti piring yang pecah tadi.

Menghadapi anak yang sudah mulai bisa berbohong memang tidak mudah. Banyak orang tua dibuat cemas dalam menghadapi anak yang suka berbohong seperti ini. Tidak jarang mereka lari ke seorang psikiater untuk “menyembuhkan” sang anak. Saya akan memberikan beberapa tips, untuk mengatasi anak yang sudah mulai bisa berbohong.

1. Menjadi Teladan Kejujuran
Kebohongan yang dilakukan oleh seorang anak tentu ada sebabnya. Bila itu mulai terjadi pada diri buah hati kita, yang pertama kita lakukan adalah mencari sebab dari kebohongan yang dilakukan oleh buah hati kita. Dan marilah kita mencoba merenungkan pada diri kita sendiri. Apakah kita pernah mengajarkan kebohongan? Kita mungkin merasa tidak pernah mengajarkan hal yang tidak baik kepada buah hati kita. Namun pernahkah kita misalnya mengatakan,”Dek, nanti kalau ada temen Mama yang telfon, bilang Mama sedang pergi ya…. “ Padahal sang Mama tidak pergi kemana-mana. Dari kasus di atas kita sama dengan mengajarkan anak berbohong, walaupun secara tidak sadar. Kita telah membuat anak berpikir kalau berbohong itu tidak apa-apa, karena kita yang seharusnya jadi teladan, mengajarkan hal yang demikian.
2. Mengajarkan Nilai Kejujuran dan Buruknya kebohongan
Ada banyak cara mengajarkan nilai kejujuran kepada sang buah hati. Kita bisa mengajarkannya dengan caramengajarkan lagu yang memiliki pesan tentang nilai kejujuran, atau mendongengkan anak tentang cerita yang memiliki pesan tentang nilai kejujuran. Kita juga bisa juga mengambil cerita-cerita dari buku-buku agama, khususnya yang diperuntukkan bagi anak-anak. Atau bisa juga menamkan nilai kejujuran dengan berkata,”Berbohong itu dosa”, “Allah menyayangi anak yang jujur”, “Mama sedih kalau adek berbohong….”, dan masih banyak lagi. Cukup kata-kata yang singkat saja, namun bisa memberikan alasan yang kuat mengapa berbohong itu tidak baik.

3. Mengajarkan Kesederhanaan dan Rasa Bersyukur

Tidak hanya orang dewasa, anak kecil pun mempunyai gengsi. Biasanya semakin besar gengsi orang tua, gengsi anak pun demikian juga. Dan biasanya, anak yang memiliki gengsi yang tinggi lebih sering berbohong. Terutama di hadapan teman-teman mereka. Misalnya, pada saat ada salah satu temannya yang bercerita, “Aku punya mainan Ben Ten yang terbaru lho…. “. Lalu si kecil menjawab,”Aku juga punya. Aku malah punya yang lebih besar dari punyamu.” Padahal kita tidak pernah membelikan mainan seperti yang anak kita ceritakan kepada temannya itu. Hal itu dilakukan oleh sang buah hati, karena dia ingin dipuji dan sadar atau tidak sadar agar gengsinya tidak “turun”. Maka dalam hal ini, kita sebagai orang tua, harus bisa memberikan pelajaran kepada si kecil akan indahnya kesederhanaan dan rasa bersykur. Tanamkanlah di dalam hati anak akan nilai-nilai kesederhanaan dan rasa syukur mulai dari diri kita sendiri. Misalnya, dengan membeli baju yang terlalu mahal, menghindari belanja barang-barang yang tidak penting, menjauhi gaya hidup konsumtif, tidak banyak mengeluh di hadapan anak-anak, lebih banyak bersyukur meski dalam keadaan yang sulit. Hal ini akan memberikan motivasi tersendiri bagi sang buah hati untuk tumbuh menjadi anak yang jujur.

4. Menghindari Marah Yang Tidak Perlu dan Tidak Pada tempatnya.

Adakalanya kita marah, ada kalanya kita lembut kepada anak. Namun jangan sampai kita selalu marah, di saat buah hati kita melakukan kesalahan. Karena anak yang terlalu sering dimarahi, biasanya juga akan cenderung suka berbohong. Untuk apa? Masih berhubungan dengan gengsi anak tadi, yaitu agar dia tidak dimarahi oleh oleh orang tuanya. Maka dari itu, hindarilah marah yang tidak perlu. Sebagai orang tua, seharusnya kita lebih bisa bersikap dewasa dalam mencari akar pemasalahan, bukan langsung menghakimi dengan kemarahan. Setelah akar permasalahan ditemukan, kita bisa memberikan nasihat-nasihat yang positif. Karena di dalam keadaan “tenang” sang anak lebih bisa menerima nasihat. Selain itu kita juga harus menghindari memarahi anak di depan umum, terutama di depan teman-temannya. Karena sang anak akan merasa harga dirinya “diinjak-injak.”

5. Menanamkan Rasa Percaya Diri Yang Kuat

Bila anak mulai melakukan kesalahan, sebaiknya kita lebih banyak memberikan motivasi kepada anak untuk melakukan hal-hal yang baik. Misalnya, “Lain kali lebih berhati-hati ya…, Lain kali jangan lari-lari di dalam rumah…. Kalau Adek rajin belajar, pasti bisa dapet nilai bagus…. Setiap orang pasti pernah salah, jadi belajarlah dari kesalahan…. “ Masih banyak kata-kata motivasi yang lain yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Rasa percaya diri juga bisa kita tanamkan dalam bentuk pujian-pujian kepada sang anak.

6. Menjaga Kepercayaan Anak Kepada Orang tua

Seperti di dunia kerja, kepercayaan adalah mahal harganya. Bila kita bisa menjaga kepercayaan dengan teman-teman dan bos kita, maka kita pun akan semakin baik dalam berkarir. Namun bila kepercayaan itu sudah tidak ada, maka hancurlah karir kita di tempat kita bekerja. Maka dari itu, jagalah kepercayaan antara diri kita dengan sang buah hati.Kita jangan hanya menuntut anak menjadi “orang kepercayaan” kita, namun sang anak pun sebenarnya juga menginginkan hal yang sama. Untuk menjaga kepercayaan anak kepada kita, kita harus bisa menjaga privasi anak, misalnya untuk tidak mengatakan keburukan-keburukan anak kepada orang lain, terutama di hadapan sang buah hati. Bila sang anak tahu kalau orang tuanya sering menjelek-jelekkan dirinya di hadapan orang lain, sang anak pun akan merasa gengsinya turun. Dan hal ini bisa memicu anak untuk melakukan kebohongan-kebohongan demi meningkatkan “nama baik”.
7. Berfantasi tidak sama dengan berbohong

Kadang buah hati kita bercerita hal-hal yang tidak mungkin dan tidak nyata. Namun kita tidak usah khawatir dalam hal ini, karena berfantasi adalah hal yang wajar dialami oleh seorang anak. Jadi jangan sampai kita memvonis anak sebagai pembohong bila menghadapi hal ini. Jangan sampai kita membatasi fantasi anak karena kita telah memvonis anak sebagai pembohong dan membuatnya tertekan. Kita harus bisa menghadapi dengan wajar dan mengarahkan fantasi itu ke arah yang baik. Untuk lebih jelasnya bisa baca “MENGARAHKAN FANTASI ANAK”


sumber
Read more »

Cerita Iblis dan Petani yang Inspiratif

Ini hanyalah sebuah cerita fiksi belaka dari seorang penulis dongeng dari Rusia yang bernama Leo Tolstoy. Dalam kumpulan buku dongengnya "Ivan yang bodoh" terdapat sebuah cerita menarik yang mungkin dapat kita jadikan sebagai sebuah pelajaran berharga bagi kehidupan kita, cerita tentang manusia dan keserakahan, simak ceritanya sebagai berikut:

Ada iblis melihat seorang petani setiap hari bekerja dengan keras di lahan pertaniannya. Hasil yang didapatnya sangat minim. Namun petani itu tetap gembira, sangat bersyukur dan merasa puas. Iblis itu lalu mengutus iblis kecil untuk mengganggu petani ini.

Iblis kecil ini membuat lahan petani menjadi sangat keras, sengaja untuk membuat petani melepaskan niatnya bertani. Namun petani ini tanpa mengeluh tetap mencangkul seharian tanpa henti. Melihat rencananya gagal setan kecil ini hanya bisa meraba-raba hidungnya lalu meninggalkan petani ini sendirian.

Iblis kecil kedua berpikir, membuat dia lebih susah pasti tidak akan berhasil lagi, lebih bagus saya mengambil semua miliknya, lalu dia mengambil makan siang petani ini yaitu roti dan air minumnya. Dia pikir sekali ini petani pasti akan panik dan memaki.

Si petani ketika berhenti bekerja lalu pergi kebawah pohon untuk beristirahat, dia menyadari makan siang dan airnya telah hilang, lalu dia berkata, "Tidak tahu siapa yang lebih malang dari nasib saya yang membutuhkan roti dan air minum saya? Jika makanan ini memang bisa mengenyangkan dia, itu adalah hal yang baik." Iblis kecil kedua inipun gagal lagi, lalu meninggalkan tempat itu dengan tangan kosong.

Iblis tua merasa heran, apakah tidak ada hal yang bisa membuat petani ini menjadi jahat? Pada saat ini iblis kecil ketiga muncul dan berkata kepada iblis tua, "Saya ada akal yang bisa membuat petani ini menjadi jahat."

Iblis kecil ini pergi menemui petani dan berteman dengan dia. Petani itu sangat gembira bisa berteman dengannya. Karena iblis kecil ini mempunyai kemampuan untuk memrediksi, ia mengatakan kepada petani tahun depan akan terjadi kekeringan, dia mengajar petani menanam padinya di sawah, petani mendengar nasehatnya melakukan hal itu.

Benar saja, setahun kemudian terjadi kekeringan semua orang gagal panen hanya petani ini yang berhasil memanen, oleh sebab itu dia menjadi kaya.

Iblis kecil juga mengajar petani menjual berasnya diganti dengan anggur, untuk mendapatkan lebih banyak uang. Perlahan-lahan petani mulai tidak bertani lagi, dia hanya mengandalkan nasehat iblis kecil berdagang, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar tanpa bekerja keras.

Iblis kecil berkata kepada iblis tua, "Engkau lihat!, sekarang saya akan menunjukkan prestasi saya!" Iblis tua melihat hal ini dengan memuji berkata kepada iblis kecil "Waduh! Engkau sangat hebat! Bagaimana caranya engkau dapat melakukan semua hal itu?"
Iblis kecil berkata, "Saya hanya membiarkan dia memiliki lebih banyak dari yang dibutuhkannya, dengan demikian dapat membangkitkan sifat keserakahannya."

Makna cerita diatas adalah, sifat manusia sangat rapuh, hidup dalam masyarakat yang telah tercemar polusi ini. Hanya insan yang benar-benar memahami makna hidup ini yang tidak akan tercemar, tersesat, tidak akan panik, tidak akan kacau dan tidak menjadi buta.

sumber
Read more »

Selasa, 24 Juli 2012

JERAT DUNIA

Harus kita pertanyakan ketika kita bangun pagi memepersiapkan diri untuk bekerja dan melakukan segala kegiatan, untuk apakh dan untuk siapakah semuanya itu? Apakah kita melakukannya hanya karena ita merasa sedang menjalani tugas kehidupan rutin seperti manusia lain? Jika demikian, ita telah terpenjara oleh tugas kehidupan yang tidak jelas tujuannya, sebag akhirnya akan bermuara pada kematian dan semua akan ditinggalkan dengan sia-sia. Wajarnya manusia hidup adalah menikah, mempunyai anak, membesarkan anak, mencari menantu, mengasuh cucu dan mengakhiri hidup.

Atau mungkin juga kita melakukannya karena ada suatu hasrat dalam diri kita untuk mencapai suatu kualitas kehidupan yang dimiliki juga oleh orang lain yang ada disekitar kita, bahwa manusia sewajarnya mempunyai uang cukup, memiliki rumah, mobil dan berbagai fasilitas lainnya. Idealnya memiliki uang dalam jumlah besar, rumah mewah, mogbil mewah dan berbagai fasilitas kelas atas.

Demikianlah pada umumnya manusia hidup. Ini adalah latria,yaitu ibadah atau kebaktian kepada objek yang bukan Tuhan. Orang-orang seperti ini bukannya tidak bergereja. Mereka rajin bergereja juga, dan mengandalkan Tuhan juga. Mereka tidak ada bedanya dengan orang percaya lainnya yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Bahkan dengan dengan berani mereka berkata kepada Tuhan bahwa Ia adalah segalanya dalam kehidupan mereka. Tetapi kenyataannya,ada berhala dalam hatinya. Sadar atau tidaknya,ia telah terjerat oleh dunia melalui persahabatan dengan dunia Tidak banyak orang menyadari dirinya bersahat dengan dunia ini, tetapi kalau ia masih mencari kualitas hidup sperti orang lain, ia sejatinya memberhalakan dunia ini. Tatkala dalam hatinya yang seharusnya hanya diduduki oleh Tuhan telah diserahkan kepada duplikat atau berhala. Itu sama saja menghina Tuhan.

Tuhan tidak senang bahkan sangat marah apabila kita menempatkan harta duniawi atau mammon menempati tempat atau posisi Tuhan dalam hidup kita. Alkitab menjelaskan bahwa dimana hartamu berada disitu hatimu berada (Matius 6:21). Disini jelas bahwa ketika harta kekayaan atau mammon menguasai hidup kita, itu disebabkan hati kita terpaut dan terjerat dengan kuasa harta kekayaan duniawi yang kita kenal dengan istilah mammon. Ketika hidup seseorang dikuasai mammon, maka orang tersebut selalu mengandalkan kekuatannya sendiri dan menggunakan pikirannyasendiri untuk berusaha.

Bila kondisi ini tidak dirubah dengan serius melalui pembaharuan pikiran, maka kita akan terjerat sampai selama-lamanya dan tidak pernah lepas. Kalau Tuhan masih memberi peringatanNya kepada kita melalu renungan ini, berarti Tuhan masih mempunyai belas kasihan dalam hidup kita dan kesempatan kepada kita untuk bertobat. Maka kalau hari ini kita masih belum menempatkan Tuhan di tempat yang seharusnya, dan dengan sengaja atau tidak menggantikanNya dengan mammon atau kekayaan dunia, mari segera bertobat. Jika tidak,kita bisa terhilang selama-lamanya karena tidak menghormati Tuhan sepantasnya. Mari beri makan pikiran kita dengan kebenaran Firman yang memadai, sehingga dalam hidup kita, kita bisa memahami apa artinya melakukan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan.

Tidak ada salahnya memiliki harta kekayaan, namun celakanya apabila kekayaan yang kita miliki menggantikan posisi Tuhan dalam hidup kita. Tuhan sungguh merindukan setiap hati yang menyadari dan bertobat dari sikap berpura-pura mengasihi dan mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya.

Allah mengasihi orang yang percaya dan member anugerah untuk memrintah bersama-sama dengan DIA di langit dan bumi yang baru.



Oleh: Pdt. Dr. Erastus Sabdono,M.Th.

Sumber:anggur baru April 12
Read more »

Senin, 23 Juli 2012

MURID-MURID YANG KE EMAUS




Ada banyak orang yang tidak dapat bersuka cita dan sering berputus asa, karena kecewa dalam hidup ini. Pengharapan –pengharapan beswar yang mereka impikan hancur dan buyar. Masalah ini dialami oleh dua orang murid Tuhan yang berjaan ke Emaus pada Minggu Paskah petang hari. Mereka mengharapkan bahwa Tuhan Yesus akan menjadi raja dan berkuasa. Namun, apa nyatanya? Tuhan Yesus ditangkap, diadili, dianiaya, disalib secara hina dan darahNya tertumpah membasahi bumi. Merekapun was-was kalau ketahuan sebagai muridNya yang nantinya ikut ditangka dan disiksa sebagaimana yang Tuhan Yesus alami. Dua orang ini mungkin masih basah matanya dalam perjalanan, ketika ada seorang asing turut berjalan dengan mereka. Orang tiu bertanya megenai apa yang mereka percakapkan. Kedua murid ini mengeluarkan isi hati dan kesedihan mereka tentang Guru mereka, yaitu Yesus Kristus yang disalibkan oleh pemimpin-pemimpin bangsa. Mereka tidak sadar bahwa yang berjalan dengan mereka adalah Tuhan Yesus sendiri.

Betapa sering hati kita dipenuhi dengan kekecewaan hidup dan segala kepahitannya, sehingga kita lupa akan segala Firman dan janji-janjiNya. Murid-murid ini lupa akan perkataan Tuhan Yesus bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga setelah kematianNya. Mereka tidak hidup dalam pengharapan dan dan janji ini. Betapa baiknya Tuhan, karena Ia memahami hati kita. Ia berjalan dengan kedua murid yang perlu dihibur ini dan menerangkan bahwa Kristus memang harus mati dan darahNya dicurahkan untuk menghapus dosa umat manusia. Ialah Domba Paskah yang sebenarnya. Tiap tahun beribu-ribu dompa Paskah disembelih dan darah mereka dipercikkan kepada umat untuk penghapusan dosa.

Tuhan mengadakan perjanjan yang baru dengan umatNya yang percaya kepadaNya. DarahNya tidak saja mengahpus dosa kita, tetapi segala penderitaan dan aniaya yang Ia derita adalah karena kejahatan, pemberontakan dan penyai8t kita. Setelah semua selesai, maka Ia akan masu ke dalam kemuliaanNya. Tuhan Yesus menerangkan kitab nabi-nabi dan segala nubuatan kepada kedua murid itu. Sekarang jelas bagi mereka dan mereka sangat rindu dan lapar serta haus akan kata-kataNya lebih lanjut lagi. Mereka undang Tuhan Yesus untuk tinggal bersama mereka, karena hari sudah menjelang malam. Setelah mendengar firman Tuhan apakah kita juga mengundang Yesus masuk ke dalam segala aspek hidup kita? Rumah tangga kita, pekerjaan kita, pergaulan kita? Saat Tuhan Yesus memecahkan roti di meja makan, maka tiba-tiba murid-murid mengenali Dia. Mungkin mereka melihat tanda paku di tanganNya. Yesus raib, namun mereka penuh dengan suka cita. “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita?”

Dakah anda sering mengalami hati yang kecewa dan putus asa dalam mengiring Tuhan? Tuhan senantiasa mengenal dan memahami setiap keadaan yang sedang kita hadapi. Kebenaran firman Tuhan melalui renungan hari ini dapat menjelaskan bahwa hari inipun, saat kita sungguh-sungguh mendengarkan dan memperhatikan Firman Allah yang diberitakan, kita akan alami hal yang sama, hati kita berkobar-kobar dan penuh suka cita. Emaus dapat merupakan rumah kita atau tempat kerja kita. Undang Yesus, pasti anda akan kenali Dia, “mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti..”, Lukas 24:35. Roti atau rezeki yang kita perlukan akan Dia berkati, saat berada dalam tanganNya yang berlobang paku itu. Melihat bekas lobang paku itu, cukup bagi kita! Itu tanda keselamatan bagi kita.

Tuhan Yesus mengenal dan memahami kehidupan kita serta selalu hadir dan memberikan pertolongan tepat pada waktunya. 



Oleh: Pdt. Dr. Olly E. Mesach


Sumber: Sumber:Anggurbaru April 12  
Read more »

Minggu, 22 Juli 2012

Apakah Orang Kaya Sukar Masuk Surga?




Allah dalam Yesus Kristus memiliki rencana yang indah bagi umatNya.  Allah rindu umatNya diberkati senang, bahagia, memiliki hidup berkelimpahan (Yeremia 29:11).  Tuhan Yesuspun mengatakan hal yang sama “…Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyai nya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10).  Karena memang allah memiiki, baik kekayaan, ketenaran, kemasyuran dan segala sesuatu (1Tawarikh 29:11).  Kita harus diberkati, hidup dalam kecukupan, kekayaan, dan kelimpahan supaya kita dapat menoong diri sendiri (2Korintus 9:8), menolong oranglain (Galatia 6:2) dan membantu pelayanan pekerjaan Tuhan (Mazmur 67:2-3).  Namun kadangkala kekayaan dapat mempengaruhi sikap hati dan membuat kita lupa, bahkan menjauh dari Allah sumber segala berkat.  Barangkali inilah penyebab Tuhan Yesus berkata, “sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih baik seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk kedalam Kerajaan Allah” (Matius 19-24).
Simak tiga hal perihal hargta dan kekayaan yang dapat menghambat orang kaya masuk sorga:
  1.  Kekayaan dan harta dapat membuat seseorang lupa Tuhan.  Banyak anak Tuhan ketika masih susah dan miskin, begitu tekun mencari Tuhan, rajin berdoa, setia mengikuti setiap kegiatan ibadah di gereja, senantiasa menaruh pengharapan pada Allah saja.  Apapun pergumulan atau masalah yang dihadapinya, selalu dipasrahkannya kepada Tuhan.  Lebih mengutamakan Tuhan dalam segala aspek kehidupannya.  Kenyamanan harta dapat memanjakan seserang, sehingga keinginan dagingnya lei8h utama dari kepentingan Tuhan dan kerajaanNya.  Inilah yang dipesankan Allah kepada Musa (Ulangan 8:11-20) dialami oleh Daud (2Samuel 11:1-4) dan dialami oleh salomo (1Raja-raja 1-13).  Harta dan kekayaan telah menutup mata banyak kita daripada Allah Pemilik dan pemberi segala sesuatu.
  2. Kekayaan dapat membuat manusia tinggi hati.  Harta dan kekayaan tidak kita bawa dari raim ibu saat kita dilahirkan (1Timotius 6:7).  Itu berarti, apa yang ada pada kita, semua adalah anugerahNya.  Kita tidak memiliki alasan untukk sombong dan tinggi hati.  Kalaupun kita harus bermegah, hendaklah kita bermegah akan Allah dan bukan akan apa yang Ia berikan (Yesaya 9:23-24).  Rasul Paulus menganjurkan Timotius untuk mengingatkan orang kaya, agar mereka jangan tinggi hati dan berharap pada kekayaanya, melainkan pada Allah yang dalam kekayaanNya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati (1Timotius 6:17-19).
  3. Harta kekayaan dapat memperhamba manusia.  Patut diakui bahwa orang kaya lebih mengandalkan harta dan kekayaannya, sehingga ia kurang berserah kepada Tuhan.  Harta dan kekayaan, menjadi majikan atas hati manusia.  Hatinya lalu melekat pada hartanya.  Dan inipun suatu kejahatan, karena cinta akan uang adalah akar segala kejahatan (1Timotius 6:10).  Bertalian dengan harta yang dapat menghambat manusia masuk sorga, makadoa raja Salomo berikut ini perlu kita renungkan,” jauhkanlah daripadaku kecurangan dan kebohongan.  Janganlah berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan.  Berikanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.  Supaya kalu akukenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku” (Amsal 30:8-9).  Ijinkanlah Tuhan menjadi raja dlaam hidup kita bukan harta.
Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu.


Oleh:Pdt.DR. Jacob Nahuway, MA 

Sumber:Anggurbaru April 12 
Read more »