Rabu, 15 Desember 2010

Meninggikan Diri atau Merendahkan Diri

Oleh; Pdtm.Agung Santoso STh.


Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Matius 23:11-12

Kita selalu dapat mengandalkan Alkitab untuk menjungkirbalikkan
penalaran manusia. Kitab Suci penuh dengan paradoks; berulang-ulang
kita
baca ungkapan-ungkapan yang tampaknya kontradiktif: "yang pertama akan
menjadi yang terakhir", 'yang terbesar adalah para hamba", "Dia yang
menyelamatkan nyawanya akan kehilangan nyawanya". Bagi dunia, pemikiran
seperti itu adalah omong kosong, namun itu sangat penting bagi umat
Kristiani untuk memahami kebenaran-kebenaran ini jika kita ingin hidup
seperti yang dikehendaki Kristus.

Hari ini, marilah kita pelajari konsep kerendahan hati seperti Yesus
memandangnya. Tak seorangpun dilahirkan rendah hati; kerendahan hati
ialah sesuatu yang harus kita pelajari. Secara naluri, kita ingin
memperlihatkan gambaran yang sebaik mungkin kepada dunia, jadi kita
berusaha keras untuk menyembunyikan kelemahan-kelemahan kita dan
menonjolkan kekuatan-kekuatan kita. Terkadang kita bahkan lebih jauh
lagi berusaha memberikan kesan baik dengan mengorbankan orang lain.
Kita
akan merasa terancam ketika orang lain mendapatkan pujian, jadi kita
berusaha membuktikan bahwa kita, bukan mereka yang pantas mendapatkan
perhatian. Begitulah selalu cara kita dalam melakukan segala
sesuatunya,
karena hidup telah mengajar kita bahwa jika kita tidak mempromosikan
diri sendiri, tak seorangpun akan melakukannya bagi kita. Allah
mengatakan justru yang sebaliknyalah yang benar: Jika kita bersikap
sombong dan meninggikan diri sendiri, kita akan direndahkan. Itu tak
terhindarkan. Namun jika kita berhenti mengkuatirkan tentang kesan
orang
lain terhadap kita, dan malah dengan tulus berusaha bersikap rendah
hati, orang lain akan menghormati kita.

Jika selama ini Anda disibukkan oleh citra diri Anda, berusaha
mengesankan orang-orang disekeliling Anda, Anda telah terperdaya oleh
cara berpikir dunia. Mulai dari sekarang, berusahalah untuk bersikpa
rendah hati dan mendahulukan orang lain. Itulah cara Allah, dan ketika
Anda merenungkannya, itu benar-benar lebih masuk akal dari pada cara
pandang dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar